Namun, tak ada apapun yang abadi. Suatu hari nanti, Matahari akan menemui 'ajalnya'. Masih lama memang, diperkirakan sekitar 5-7 miliar tahun lagi.
Hal tersebut juga diakui oleh ilmuwan Heliophysics Division, Goddard Space Flight Center NASA, Dr. Nat Gopalswamy.
"Kita tahu bahwa suatu hari nanti Matahari akan mati," seperti dilansir Liputan6.com di @America, Jakarta.
Ibarat sebuah mobil, bahan bakar Matahari -- atau hidrogen -- bisa habis. Lantas apa yang akan terjadi pada manusia?
Saat sang surya menjelang 'sekarat', gravitasi akan memaksa Matahari luruh ke intinya, membakar hidrogen yang tersisa, dan membuatnya menjadi raksasa merah.
Seperti dikutip dari situs sains LiveScience, Lee Anne Willson, ilmuwan dari Iowa State University mengibaratkan, saat itu Bumi sedang dikremasi dan abunya menyebar di antara bintang-bintang.
Kemudian, panas matahari yang menggelegak membakar habis helium yang terkandung di dalamnya. Sang surya pun akhirnya mengecil.
Karena matahari tak cukup besar untuk meledak dalam supernova yang luar biasa, ia akan berubah menjadi bintang katai putih (white dwarf) yang tak semembara saat ini.
"Jadi sebelum itu terjadi, manusia harus mencari tempat tinggal baru," kata Dr. Nat Gopalswamy.
"Itu menjadi alasan mengapa NASA melakukan eksplorasi."(red/lp6)
0 Response to "Jika Matahari Mati, Itu Berarti Kiamat Bagi Bumi?"
Posting Komentar